Sabtu, 12 November 2011

Penangan Kasus Korupsi Dipertanyakan, Kajari Pelalawan Berlaga Preman

Kajari Pangkalan Kerinci
Isrofi SH, MH

Pelalawan, Melayu Pos
Dalam keterbukaan informasi terhadap publik, sebagai salah seorang pimpinan instansi penegak hukum harusnya memberi pelayanan yang baik, menjunjung sopan santun terhadap siapa saja terlebih-lebih kepada insan pers. Tetapi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pangkalan Kerinci Isrofi SH, MH, justru berlaga seperti preman ketika Melayu Pos mempertanyakan laporan masyarakat atas dugaan korupsi yang telah berbulan-bulan dia terima.

Pada Rabu (2/11) kemarin, tepatnya di lobi kantor Kejaksaan Negeri Pangkalan Kerinci, Melayu Pos menemui Isrofi untuk konfirmasi seputar laporan LSM FPPI Kabupaten Pelalawan yang ditunjukan langsung kepadanya selaku Kepala Kejaksaan pada tanggal 11 Agustus lalu. Anehnya, mendapat pertanyaan dari wartawan, Isrofi berpura-pura tidak tahu laporan mengenai apa.

”Laporan mana? Ada banyak laporan masalah di Dinas Pertanian Pelalawan, soalnya di bagian intel ada banyak temuan masalah di Dinas Pertanian, juga di bagian pidsus, jadi laporan yang mana? Masalah itu tanyakan saja kepada bagian intel,” katanya menjawab dengan nada tinggi.

Sementara T Firdasu, SH yang menangani laporan dari LSM FPPI itu telah pindah tugas di Kabupaten Bengkalis yang saat itu juga sedang berada di kantor itu. ”Laporan mana yang kamu tanyakan itu, semua laporan sudah diarahkan ke bagian intel, sebab banyak temuan mengenai kegiatan Dinas Pertanian, bukan hanya laporan mengenai rehabilitas sawah terlantar di Desa Tanjung Sum Kecamatan Kuala Kampar saja, dari Kecamatan Langgam juga ada laporan dari masyarakat. Karena Kasi Intel yang menangani masalah itu telah pindah, tanyakan saja ke yang lain-lain karena mereka yang mengerjakan,” ujarnya membuat suasana kantornya itu langsung bersitegang.

”Meskipun laporan sudah masuk di sini selama kurang lebih tiga bulan, tetapi dari bagian Intel belum ada laporan ke saya, maka itu saya tidak tahu. Kalau Kasi Intelnya tidak ada, tanya kepada Pak Eko, karena menurut PP-nya, intel yang memeriksa laporan itu. ’Bagaimana pak, apa laporan mengenai Pertanian kemarin sudah diperiksa apa belum’,” ucapnya mengajari wartawan media ini bertanya.

Saat ditanya berapa lama menangani kasus korupsi, ”Bisa sampai dua tahun seperti di Dinas Pendidikan (kasus korupsi pengadaan multi media tahun 2007 yang telah ditetapkan tersangka sebanyak tujuh orang) sudah mencapai kurang lebih dua tahun hingga sekarang kau lihat belum apa-apa,” jawabnya.

Lalu ditanya apa persoalan yang membuat penanganan kasus korupsi sangat lama, dengan nada keras ia menjawab, ”Pengalaman anda di sini bagaimana?” Katanya balik bertanya. ”Makanya tanya informasinya mengapa prosesnya lama, kau jangan pura-pura tidak tahu, kau itu tiap hari di sini, kau itu tahu bagaimana masalahnya disini,” ujar Isrofi ngawur. ”Ada tiga atau empat laporan masalah Dinas Pertanian di sini, laporan kau masalah pertanian yang mana? Saya banyak masalah ini, wartawan banyak yang datang ke saya bukan hanya kamu saja. Harus baik-baiklah sama saya, saya jawab juga baik-baik. Dulu juga waktu kamu masukan surat di sini, kamu masukkan di koran. Nyatanya yang kamu masukkan di koran itu tidak benar, makanya waktu itu saya colok mata kamu. Maka itu tanya langsung ke dia (bagian intel), tapi kamu tidak ada rekasi, kamu cuma ngomong saja.”

Isrofi menjawab media ini terus dengan nada tinggi, membuat seluruh stafnya kaget dan berhamburan keluar dari dalam ruangan kerja mereka masing-masing untuk menyaksikan arogansi pimpinan mereka itu. Lalu salah seorang stafnya bernama Denni A. P SH yang kurang lebih tiga hari ditempatkan di kantor itu dengan jabatan sebagai  Kasi Intel menengahi, merangkul wartawan media ini mengajak langsung ke ruang kerjanya.

Di ruang kerja Denni yang didampingi beberapa orang staf lainnya, Eko JP, SH menjelaskan, ”Menganai masalah di Dinas Pertanian atas kegiatan cetak sawah baru dan rehabilitas sawah terlantar pada tahun 2010 lalu ada sebanyak 11 (sebelas) paket. Bagian Intel sudah memulai menindak lanjuti masalah itu, tetapi disebabkan dengan banyaknya kasus yang ditangani oleh pihak Kejari ini, makanya masalah itu hingga sekarang masih dalam proses. Jauh sebelum laporan LSM FPPI itu masuk, persolan di Dinas Pertanian Pelalawan itu sudah duluan ditindak lanjuti,” jelasnya.

Tidak lama kemudian, mantan Kasi Intel Kejari Pangkalan Kerinci T Firdaus SH, MH, yang didiga telah kongkalikong dalam masalah itu, masuk dalam ruangan itu sambil mengucapkan, ”Ini wartawan yang punya Pelalawan ini.” Lalu kepada media ini Firdaus menjelaskan senada dengan Eko, juah dari sebelum ada laporan dari LSM FPPI itu masalah Dinas Pertanian telah diproses. Atas berbagai laporan dari masyarakat mengenai kegiatan Dinas Pertanian pada tahun 2010 itu, dulu pak Kajari sudah mengeluarkan Spritu (surat perintah tugas) untuk menindak lanjuti masalah itu. Dokumen semua kegiatan sebanyak sebelas paket pada tahun 2010 telah dimintai, tetapi menangani kasus seperti itu tidak seperti membalikkan telapak tangan, sebab banyak prosedur yang dilalui.

Dijelaskannya, setelah laporan dari masyarakat ditindak lanjuti, ada salah satu paket kegiatan di Dinas Pertanian Pelalawan di Kecamatan Langgam yang dinilai lebih fatal dari pada paket pekerjaan rehabilitas sawah terlantar di Desa Tanjung Sum dan Desa Serapung yang dilaporkan oleh LSM FPPI itu. Kalau persoalan kegiatan rehab sawah terlantar di Desa Tanjung Sum, sudah diputus kotrak. Sedangkan kegiatan Dinas Pertanian yang bermasalah di Kecamatan Langgam, progresnya sudah 100% (seratus persen). Oleh sebab itu, selama ini Bagian Intel terus meningkatkan proses temuan pada kegiatan di Kecamatan Langgam itu. Bahkan PPTK pelaksana kegiatan itu telah dipanggil dan diperiksa, namun karena pada saat itu PPTK-nya ada sebagian dokumen yang tidak dibawanya, maka pemeriksaan saat itu ditunda.

Sedangkan Denni yang baru saja menjabat sebagai Kasi Intel Kejari itu, tidak dapat mengomentari masalah itu, karena tidak mengetahui sama sekali, melainkan hanya meminta maaf atas peristiwa yang baru terjadi dan memohon supaya sikap arogansi pimpinannya itu tidak dimasukkan ke hati. Tim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar