Oleh
: Ilmiyawan*
Dunia yang kita
diami ini terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat manusia.
Dinamika perkembangan kehidupan masyarakat manusia memiliki hubungan yang
esensial dengan perkembangan sistem perkenomian, sosial, politik dan
kebudayaan. Perkembangan paling mutakhir adalah semakin terintegrasinya
unit-unit terpisah dan lokalis dalam sistem global yang kompleks. Globalisasi
kini kerap terdengar dalam perkembangan sistem perekonomian di tanah air.
Perkembangan globalisasi merupakan bagian integral dari perkembangan sistem
formasi ekonomi – politik, akan tetapi cenderung mengarah pada sistem
perkenomian yang kapitalistik. Perkembangan tersebut mengambil bentuk
akselerasi yang begitu cepat. Faktor utamanya adalah perkembangan teknologi
informasi, komunikasi dan transportasi. Keadaan itu menyebabkan unit-unit yang
terisolir dipaksa membuka diri, hal ini menyebabkan Negara – bangsa harus
bertransformasi dengan menjadi bagian dari masyarakat internasional dan
lahirnya tatanan baru yang terkenal dengan sebutan lingkungan dunia.
Perkembangan terbaru dalam sudut belahan dunia ini akan dengan mudah dinikmati
oleh masyarakat dunia (masyarakat internasional). Bahkan kejadian-kejadian yang
tertutup seperti proses politik di Myanmar, Irak, Libya, Thailand, bahkan
Indonesia bisa dengan mudah diakses dan dinikmati oleh masyarakat
internasional. Seorang penyanyi dangdut bernama suci di wilayah pantura dan
briptu norman di Makasar mungkin terasa asing bagi masyarakat di sekitarnya,
akan tetapi sosok mereka bisa familiar bagi pengakses youtube, terutama
penggemar lagu dangdut koplo diberbagai penjuru dunia, itulah aspek
perkembangan globalisasi.
Antony Gidden
(1990) menyebut globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial dipenjuru
dunia yang menghubungkan wilayah-wilayah yang saling berjauhan dengan cara
tertentu sehingga apa yang terjadi pada tingkat lokal dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian yang berlangsung di tempat lain (yang mungkin bermil-mil jaraknya
) serta sebaliknya. Fenomena ini merupakan bentuk pengaruh globalilasi dalam
sistem sosial dan budaya masyarakat manusia di dunia ini. Globalisasi
setidaknya tercermin pada dua fenomena yang memiliki pengaruh nyata. Pertama, melonggarnya rantai-rantai yang
membelenggu aktivitas politik, ekonomi dan sosial sehingga sekup semua
aktivitas tersebut kini membentang seluas dunia. Kedua, semakin intensya tingkat interaksi dan saling berhubungan di
dalam dan di luar Negara-negara serta masyarakat (David Held, 1995).
Proses
globalisasi dewasa ini ditandai dengan lima perkembangan pokok, yaitu : pertumbuhan
transaksi keuangan yang cacat, pertumbuhan perdagangan
yang cepat, terutama perusahaan-perusahaan multinasional, gelombang
investasi asing langsung yang mendapat dukungan luas dari kalangan perusahaan
multinasional, timbulnya
pasar glonal, penyebaran
teknologi dan berbagai pemikiran sebagai akibat dari ekspansi sistem
transportasi dan komunikasi yang cepat dan meliputi seluruh dunia.
Pengaruh
globalisasi mesti disiasati oleh segenap komponen bangsa mulai dari para stakeholder hingga masyarakat luas agar
mampu menghadapi tantangan, hambatan, ancaman dan gangguan yang akan terjadi
akibat dari globalisasi. Dalam bingkai kebangsaan kita hendaknya globalisasi
tidak menjadi pemicu lahirnya disintegrasi bangsa. Terutama dalam mindset generasi muda Indonesia, karena
masa depan sebuah bangsa terletak pada pundak generasi mudanya. Adalah sangat
penting bagi generasi muda dalam menyikapi arus globalisasi dengan arif dan
bijaksana sehingga kita mampu mengatasi masalah-masalah kebangsaan kita dimasa
yang akan dating guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bila
kita amati perspektif pemuda saat ini, adalah menjadi sebuah ukuran kesuksesan
seorang anak bangsa tidak lagi diukur dengan kepribadian yang jujur, bersih
yang senantiasa memiliki keberanian untuk mengedepankan kepentingan sesama
bangsa dan kepentingan orang banyak. Ukuran yang dipandang yang terhormat saat
ini ialah ketika berhasil menjadi seorang pejabat, baik yang duduk di
pemerintahan bahkan parlemen. Akibatnya
pemuda masa kini tidak lagi mempersoalkan ideologi dalam tataran makna, tetapi
pada tataran perbuatan, sebagai konsekwensinya pemuda kini tidak lagi
mempersoalkan masalah globalisasi dalam tataran kebangsaan, melainkan
berkonsentrasi untuk mengejar prestasi dalam bidang ekonomi, dan perebutan
prestise diberbagai tataran baik sosial, ekonomi dan politik. Yang lebih
ironisnya ukuran yang dianggap sangat sukses adalah ketika mampu memanfaatkan
jabatan yang diemban tersebut untuk memperkaya diri, hidup bermwah-mewahan yang
didapat dari hasil mencuri uang Negara atau mengeksploitasi sumber daya alam.
Perspektif
diatas adalah bentuk kemunduran dan keterbelakangan mental serta moral generasi
muda pada era reformasi, fenomena cacat mental dan moral sangat merata dan
belum pernah terjadi dalam sejarah panjang bangsa Indonesia di era sebelumnya.
Fenomena di era reformasi saat ini adalah pemuda dijadikan sebagai komoditi,
akibatnya pemuda sebagai manusia telah dimusnahkan secara sistematis. Peran
pemuda sebagai lokomotif perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi
lebih baik direduksi oleh lingkungan sosial yang terbentuk akibat sistem Negara
yang menjadi komoditi politik yang diperdagangkan, bahkan yang lebih ironis
menjadi pucuk pimpinan pada sebuah orgnisasi kepemudaan menjadi sebuah komoditi
yang diperdagangkan. Namun bukan berarti kaum muda Indonesia tidak boleh atau
tidak berkompeten untuk terlibat dalam politik praktis.
Dampak
globalisasi yang sebagaimana dijelaskan diatas sangat jelas sangat berhubungan
dengan kehidupan berbangsa dan bernegara
dewasa ini. Oleh karena itu peran pemuda yang terberat saat ini dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bukan hanya sekedar memiliki kesadaran partisipatif
dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi melainkan melakukan perubahan mindset atau cara pandang pemuda dan
masyarakat secara umum untuk kembali pada nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab. Kembali untuk perjuangan untuk kepentingan umum, dengan ketulusan
untuk mengorbankan kepentingan pribadi dan kelompok. Perubahan mindset hendaknya menjadi agenda
prioritas saat ini sebagai syarat untuk menempuh dan mewujudkan tatanan
masyarakat yang benafaskan filosofi kerja sama, gotong royong, dan kekeluargaan
guna membasmi bakteri individualisme,
liberalisme, kapitalisme serta cacat
moral dan cacat mental yang terjangkit luas dikalangan pemuda saat ini.
Pemuda sebagai
agen perubahan dan kontrol sosial yang menjelma menjadi sebuah amunisi dari
maju mundurnya sebuah bangsa yang senantiasa siap untuk selalu mengambil peran
dan menuntut sumbangsihnya untuk kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
*(Penulis adalah Kepala Biro Media Melayu Pos Wilayah
Bengkalis Provinsi Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar