Batam, Melayu Pos
Kota Batam yang salah satu kota yang berpenduduk paling besar di Kepulauan Riau, sudah selayaknya Kota Batam mendapat prioritas pembangunan dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Terutama di bidang program pengentasan kemiskinan, mengingat Batam merupakan salah satu ikon terhadap dunia luar. Dengan demikian Batam perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Hal tersebut disampaikan Walikota Batam, Ahmad Dahlan, dalam acara rapat evaluasi program pengentasan kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau, di Hotel Harris Batam Center, baru baru ini. Dalam pertemuan rapat tersebut, seluruh walikota dan bupati se-Provinsi Kepulauan Riau menyampaikan paparan terkait program daerah untuk pengentasan kemiskinan di hadapan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Haji Muhammad Sani.
Lebih lanjut Dahlan mengatakan, keluarga miskin di Batam sebanyak 36.207 keluarga dengan jumlah sekitar 136.044 jiwa, tingginya jumlah orang miskin di Batam disebabkan tingginya jumlah pendatang baru ke Batam, sekitar seratus ribu orang per tahunnya. “Jika dicermati pendatang baru yang datang ke Batam kebanyakan yang mencari pekerjaan. Apabila mereka tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, maka akan menjadi beban pemerintah pada akhirnya,” katanya.
Pemerintah Kota Batam atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani pengantasan kemiskinan antara lain dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas sosial, dinas pekerjaan umum, dinas pemberdayaan masyarakat, pasar, koperasi dan usaha kecil menengah serta dinas kelautan perikanan pertanian dan kehutanan (KP2K). Beberapa program pengentasan kemiskinan di Kota Batam antara lain pemberian makanan tambahan, jaminan kesehatan masyarakat, rehabilitasi rumah tak layak huni, pengelolaan sumber air dan pengadaan listrik di kawasan hinterland, pembinaan usaha mikro, pelatihan koperasi bagi pengelola dan pengurus koperasi, pengembangan sarana usaha perikanan serta pengembangan usaha budi daya pertanian.
Sementara Gubernur Kepri, Haji Muhammad Sani, menuturkan jumlah keluarga miskin di Kepri sebanyak 74.061 keluarga dan lebih dari setengahnya terdapat di Batam. “Di Provinsi Kepulauan Riau, jumlah orang miskin mencapai 18,51 persen dari jumlah penduduk 1,6 juta jiwa. Atau sama dengan 280 ribu jiwa orang berada di bawah garis kemiskinan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Haji Muhmmad Sani berpandangan, bahwa program-program pengentasan kemiskinan begitu penting guna mencapai target rancangan pembangunan jangka menengah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015 yang akan datang, angka kemiskinan bisa turun menjadi 10 persen atau turun 8,51 persen. Sani juga menyebutkan, terkait anggaran pengentasan kemiskinan selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun 2011, Provinsi Kepri menganggarkan Rp154 miliar, maka pada 2012 direncanakan sebesar Rp165 miliar.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua DPRD Kepulauan Riau, Nur Syafriadi mengatakan jumlah penduduk miskin di Batam mencapai lima sampai enam kali lebih banyak dari pada di kota maupun kabupeten lain yang ada di Kepulauan Riau. “Diminta supaya rogram pengentasan kemiskinan lebih memproritaskan kepada Batam, jumlah penduduk yang semakin tinggi juga menjadi pertimbangan khusus. Mengingat Batam berkontribusi pada neraca kepulauan Riau,” imbuhnya.
“Rumah liar, air dan listrik, peluang kerja juga sangat penting untuk mendukung pengentasan kemiskinan. Bagi pemerintah provinsi maupun kabupatendan kota diharapkan mampu meningkatkan peluang kerja serta memberdayakan UKM dan meningkatkan pinjaman modal untuk peningkatan ekonomi rakyat,” tandasnya. Go
Tidak ada komentar:
Posting Komentar