![]() |
Zulkarnain Karim |
Tanjungpandan, Melayu Pos
Masalah carut marut
pengelolaan penambagan timah di wilayah Provinsi Bangka Belitung kian hari
semakin rumit saja, belum lagi masalah harga timah di pasaran dunia yang
semakin anjlok akhir-akhir ini.
Pasir timah yang
menjanjikan dapat mensejahterakan rakyat di kawasan Bangka Belitung, sekaligus
bertanggung jawab pula pada eksploitasi alam di daerah ini.
Adalah seorang Zulkarnain
Karim tokoh Bangka Belitung ikut menanggapi masalah tersebut dengan menawarkan
4 (empat) paket konsep penanggulangan penambangan darat yang disebut paket
kearifan solusi pengaturan, seperti yang disampaikan melalui tim Pacak:
· 1. Menegakkan aturan tentang penggunaan
kuasa pertambangan (KP) dan kontrak karya menuju penataan/penetapan di seluruh
Babel.
· 2. Menerapkan pendekatan pemanfaatan
ekonomi partisipatif, bukan semata pendekatan kekuasaan birokrasi.
· 3. Memperkuat aspek kelembagaan, baik di
birokrasi pemerintahan, kelembagaan masyarakat maupun kelembagaan
ekonomi/perusahaan.
· 4. Merumuskan perencanaan yang terintegrasi
antara kepemimpinan daerah dan perusahaan dengan orientasi pemecahan masalah
dalam visi lintas generasi.
Selanjutnya Zulkarnain
Karim, orang nomor 1 di Pangkal Pinang Babel dan salah satu calon Gubernur
Bangka Belitung periode 2012–2017 itu mengomentari penambangan pasir timah di
laut, di mana menurutnya ia setuju saja bila kapal hisap beroperasi di laut
namun di atas 4 mil. “Kurang dari 4 mil laut seharusnya kerambah apung,” ujar
Zul sapaan akrabnya sehari–hari.
Ditambahkan Zulkarnain
Karim, “Kita jangan pernah menghujat diberikan alam seperti ini, orang Arab
saja bersyukur diberi Tuhan Gurun Sahara, jadi kita orang Bangka Belitung
diberi kolong timah harus dimanfaatkan sebaik–baiknya,” lanjut Zulakarnain
seraya mengakhiri. Tanwir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar