Selasa, 20 Desember 2011

Terkait masalah Penambangan Timah di Bangka Belitung


Zulkarnain Karim

Tanjungpandan, Melayu Pos
Masalah carut marut pengelolaan penambagan timah di wilayah Provinsi Bangka Belitung kian hari semakin rumit saja, belum lagi masalah harga timah di pasaran dunia yang semakin anjlok akhir-akhir ini.

Pasir timah yang menjanjikan dapat mensejahterakan rakyat di kawasan Bangka Belitung, sekaligus bertanggung jawab pula pada eksploitasi alam di daerah ini.

Adalah seorang Zulkarnain Karim tokoh Bangka Belitung ikut menanggapi masalah tersebut dengan menawarkan 4 (empat) paket konsep penanggulangan penambangan darat yang disebut paket kearifan solusi pengaturan, seperti yang disampaikan melalui tim Pacak:
·       1. Menegakkan aturan tentang penggunaan kuasa pertambangan (KP) dan kontrak karya menuju penataan/penetapan di seluruh Babel.
·  2. Menerapkan pendekatan pemanfaatan ekonomi partisipatif, bukan semata pendekatan kekuasaan birokrasi.
·     3. Memperkuat aspek kelembagaan, baik di birokrasi pemerintahan, kelembagaan masyarakat maupun kelembagaan ekonomi/perusahaan.
·    4. Merumuskan perencanaan yang terintegrasi antara kepemimpinan daerah dan perusahaan dengan orientasi pemecahan masalah dalam visi lintas generasi.

Selanjutnya Zulkarnain Karim, orang nomor 1 di Pangkal Pinang Babel dan salah satu calon Gubernur Bangka Belitung periode 2012–2017 itu mengomentari penambangan pasir timah di laut, di mana menurutnya ia setuju saja bila kapal hisap beroperasi di laut namun di atas 4 mil. “Kurang dari 4 mil laut seharusnya kerambah apung,” ujar Zul sapaan akrabnya sehari–hari.

Ditambahkan Zulkarnain Karim, “Kita jangan pernah menghujat diberikan alam seperti ini, orang Arab saja bersyukur diberi Tuhan Gurun Sahara, jadi kita orang Bangka Belitung diberi kolong timah harus dimanfaatkan sebaik–baiknya,” lanjut Zulakarnain seraya mengakhiri. Tanwir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar