Oleh Mas ud HMN
*)
Kerajaan Saudi Arabia kembali memainkan perannya
yang penting. Hal itu terlihat setelah misi Liga Arab untuk Syria, kini
mengambil peran dalam perdamaian Afghanistan. Meskipun misi Liga Arab di Syria
belum berhasil, masalah Afghanistan tetap penting untuk segera diselesaikan.
Karena itu peran Arab Saudi sangat ditunggu. Ini dikatakan Janan Mosazai Juru
Bicara Menteri Luar Negeri Afghanistan (29/1). Mungkinkah hal itu terlaksana?
Memberi jawab pertanyaan di atas, mari kita lihat
terlebih dahulu sejarah permasalahanya. Persoalan krusial di Afghanistan dipahami sebagai bagian dari masalah dunia, yaitu masalah teroris. Ini merupakan
ujung dari rangakain perang panjang sebelumnya perang Mujahidin menghadapi Uni
Sovyet, perang sipil Taliban dan kemudian perang Taliban dengan aliansi NATO
yang disponsori Amerika Serikat.
Akibat perang ini luar biasa, tidak akan cukup kata untuk menjelaskan
akibat perang berkepanjangan, terlebih
lagi perang Taliban dengan NATO yang sampai sekarang belum berakhir. Sejak korban manusia, terdiri
dari anak-anak, wanita dan orang tua. Gedung, rumah ibadah dan sarana umum
hancur. Yang tak ternilai pula adalah hancurnya peradaban.
Dua Masalah
Paling kurang ada 2 butir bisa dikemukakan, yaitu (1) masa depan
Afgahnista tanpa intervensi dan ke (2) kerjasama kawasan mengakhiri kekerasan/terorisme.
Dengan menyelesaikan dua masalah itu, barulah mungkin ada harapan masa
depan bagi dunia dan rakyat Afghanistan sendiri.
Soal intervensi asing
dipahami sebagai hal yang menghambat pembangunan Afghanistan karena dilakukan
secara tidak tepat. Bantuan asing yang datang diartikan sebagai bagian konsep
perang melawan rakyat, bukan mencarikan jalan ke luar dari problem yang
dihadapi.
Presiden Hamid Karzai
sudah melakukan upaya-upaya, namun figur dia tidak dipercaya rakyat karena bagian dari intervensi asing
tersebut. Tentara asing telah melakukan perbuatan semena-mena tehadap rakyat
Afghanistan yang tak berdaya, seperti anak-anak tidak ada pembelaan dari pemerintah.
Implikasinya rakyat
tidak merasa ada peran presiden karena itu pula tidak ada kemauan untuk
mendengar dan percaya kepada sang Presiden. Sehingga dapatlah dipahami mengapa rakyat Afghanistan percaya kepada
Taliban yang lebih mewakili perasaan senasib dan kebersamaan. Secara singkat masalah
campur tangan asing penghambat
pembangunan kembali Afghanistan.
Persoalan kedua, masalah kekerasan/terorisme merupakan
hambatan yang sangat krusial. Ini masalah keadilan dunia. Mendukung pendapat
Edward Said, pemikir Timur Tengah mengatakan pihak bahwa sesungguhnya asing
(Barat) secara tidak adil terhadap negara Timur Tengah. Ketidakadilan itu
dicerminkan perlakuan pembelaan terhadap Israel dan penindasan terhadap
Palestina.
Dalam bentuk kecurangan yang lain kepura-puraan asing
(Amerika). Pura-pura melakukan kerjasama dengan Iraq berperang melawan Iran,
kemudian menumpas Iraq sendiri dengan aliansi Amerika. Sama halnya dalam
kerjasama dengan kaum Mujahidin di Afgahnistan menumpas Rusia, akhirnya memerangi
Afganistan dan mendudukinya.
Peranan Arab Saudi
Bagaiamanapun juga posisi Arab Saudi tetap
penting ditinjau dari beberapa hal. Pertama, adalah karena kelompok Taliban
amat dekat dengan Saudi Arabia. Bahkan beberapa tokoh Taliban ada di Saudi
Arabia. Rakyat Afghanistan lebih percaya kepada Saudi Arabia ketimbang negara
Barat.
Kedua, sebagai negara kaya, dapat melakukan sesuatu dengan kemampuan bantuan dana. Jika
saja pembangunan masa depan Afghanistan dapat disepakati tidak sulit bagi Kerajaan Saudi untuk mengalirkan dana.
Di samping faktor di atas, Kerajaan Arab Saudi
secara ada kaitan historis karena tokoh pejuang bersama Taliban adalah Osama
Bin Ladin berasal dari Saudi Arabia. Meskipun
Kerajaan Arab Saudi menumpas jaringan Osama bin Ladin di semua lini. Sehingga dapat diatasinya gerakan Osama Bin Ladin
karena sikap tegas Kerajaan Arab Saudi.
Kembali ke pokok soal, akan mampukah Raja
Abdullah dari Kerajaan Arab Saudi menyelesaikan masalah Afghnistan,
jawabnya mampu. Asal saja negara asing
yang terlibat dapat membatasi dirinya. Artinya jangan sampai berperan sebagai kolonial
melainkan memberikan jalan untuk pembangunan kembali Aghanistan yang baru.
Meskipun sudah ada konperensi internasional di Jerman beberapa waktu yang lalu,
namun itu kelihatanya cacat karena Pakistan yang terlibat menolak konpersnis
tsb.
Jadi, posisi inilah yang bisa diperankan Arab
Saudi. Yaitu sebagai negara yang berkontribusi untuk perdamain bagi masa depan
negara Afghanistan. Dalam rangka menjadi negara yang bersatu, damai dan
sejahtera.
*)Penulis adalah Dosen UHAMKA Jakarta. e-mail:
masud_hmn@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar