Selasa, 31 Januari 2012

Peran Arab Saudi di Afghanistan


Oleh Mas ud HMN *)

Kerajaan Saudi Arabia kembali memainkan perannya yang penting. Hal itu terlihat setelah misi Liga Arab untuk Syria, kini mengambil peran dalam perdamaian Afghanistan. Meskipun misi Liga Arab di Syria belum berhasil, masalah Afghanistan tetap penting untuk segera diselesaikan. Karena itu peran Arab Saudi sangat ditunggu. Ini dikatakan Janan Mosazai Juru Bicara Menteri Luar Negeri Afghanistan (29/1). Mungkinkah hal itu terlaksana?

Memberi jawab pertanyaan di atas, mari kita lihat terlebih dahulu sejarah permasalahanya. Persoalan krusial di Afghanistan dipahami sebagai bagian dari masalah  dunia, yaitu masalah teroris. Ini merupakan ujung dari rangakain perang panjang sebelumnya perang Mujahidin menghadapi Uni Sovyet, perang sipil Taliban dan kemudian perang Taliban dengan aliansi NATO yang disponsori Amerika Serikat.

Akibat perang ini luar biasa, tidak akan cukup kata untuk menjelaskan akibat perang  berkepanjangan, terlebih lagi perang Taliban dengan NATO yang sampai sekarang  belum berakhir. Sejak korban manusia, terdiri dari anak-anak, wanita dan orang tua. Gedung, rumah ibadah dan sarana umum hancur. Yang tak ternilai pula adalah hancurnya peradaban.

Dua Masalah
Paling kurang ada 2 butir bisa dikemukakan, yaitu (1) masa depan Afgahnista tanpa intervensi dan ke (2) kerjasama kawasan mengakhiri kekerasan/terorisme. Dengan menyelesaikan dua masalah itu, barulah mungkin ada harapan masa depan bagi dunia dan rakyat Afghanistan sendiri.

Soal intervensi asing dipahami sebagai hal yang menghambat pembangunan Afghanistan karena dilakukan secara tidak tepat. Bantuan asing yang datang diartikan sebagai bagian konsep perang melawan rakyat, bukan mencarikan jalan ke luar dari problem yang dihadapi.

Presiden Hamid Karzai sudah melakukan upaya-upaya, namun figur dia tidak dipercaya  rakyat karena bagian dari intervensi asing tersebut. Tentara asing telah melakukan perbuatan semena-mena tehadap rakyat Afghanistan yang tak berdaya, seperti anak-anak tidak ada pembelaan dari pemerintah.

Implikasinya rakyat tidak merasa ada peran presiden karena itu pula tidak ada kemauan untuk mendengar dan percaya kepada sang Presiden. Sehingga dapatlah dipahami  mengapa rakyat Afghanistan percaya kepada Taliban yang lebih mewakili perasaan senasib dan kebersamaan. Secara singkat masalah campur tangan asing penghambat  pembangunan kembali Afghanistan.

Persoalan kedua, masalah kekerasan/terorisme merupakan hambatan yang sangat krusial. Ini masalah keadilan dunia. Mendukung pendapat Edward Said, pemikir Timur Tengah mengatakan pihak bahwa sesungguhnya asing (Barat) secara tidak adil terhadap negara Timur Tengah. Ketidakadilan itu dicerminkan perlakuan pembelaan terhadap Israel dan penindasan terhadap Palestina.

Dalam bentuk kecurangan yang lain kepura-puraan asing (Amerika). Pura-pura melakukan kerjasama dengan Iraq berperang melawan Iran, kemudian menumpas Iraq sendiri dengan aliansi Amerika. Sama halnya dalam kerjasama dengan kaum Mujahidin di Afgahnistan menumpas Rusia, akhirnya memerangi Afganistan dan mendudukinya.

Peranan Arab Saudi
Bagaiamanapun juga posisi Arab Saudi tetap penting ditinjau dari beberapa hal. Pertama, adalah karena kelompok Taliban amat dekat dengan Saudi Arabia. Bahkan beberapa tokoh Taliban ada di Saudi Arabia. Rakyat Afghanistan lebih percaya kepada Saudi Arabia ketimbang negara Barat.  

Kedua, sebagai negara kaya, dapat melakukan  sesuatu dengan kemampuan bantuan dana. Jika saja pembangunan masa depan Afghanistan dapat disepakati tidak sulit bagi  Kerajaan Saudi untuk mengalirkan dana.

Di samping faktor di atas, Kerajaan Arab Saudi secara ada kaitan historis karena tokoh pejuang bersama Taliban adalah Osama Bin Ladin berasal dari Saudi Arabia. Meskipun  Kerajaan Arab Saudi menumpas jaringan Osama bin Ladin di semua lini. Sehingga  dapat diatasinya gerakan Osama Bin Ladin karena sikap tegas Kerajaan Arab Saudi. 

Kembali ke pokok soal, akan mampukah Raja Abdullah dari Kerajaan Arab Saudi menyelesaikan masalah Afghnistan, jawabnya  mampu. Asal saja negara asing yang terlibat dapat membatasi dirinya. Artinya jangan sampai berperan sebagai kolonial melainkan memberikan jalan untuk pembangunan kembali Aghanistan yang baru. Meskipun sudah ada konperensi internasional di Jerman beberapa waktu yang lalu, namun itu kelihatanya cacat karena Pakistan yang terlibat menolak konpersnis tsb.

Jadi, posisi inilah yang bisa diperankan Arab Saudi. Yaitu sebagai negara yang berkontribusi untuk perdamain bagi masa depan negara Afghanistan. Dalam rangka menjadi negara yang bersatu, damai dan sejahtera.
 
  *)Penulis adalah Dosen UHAMKA Jakarta. e-mail: masud_hmn@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar