Jakarta, Melayu
Pos
Fasilitas ruang rapat Badan Anggaran (Banggar)
DPR yang menelan biaya sebesar Rp20,3 miliar itu dibongkar kembali. Pasalnya,
ruang rapat Banggar DPR tersebut dinilai sangat mewah. Ketua Badan Kehormatan DPR, M Prakosa menyatakan, fasilitas
ruang rapat banggar DPR itu diganti dengan produk dalam negeri.
Menurutnya, tak layak dewan
menggunakan fasilitas yang cukup mewah."Tunggu dalam waktu dekat ini kita
ganti dengan menggunakan produk dalam negeri. Alat kelengkapan dan ruang DPR
tidak boleh mewah," tegas Prakosa.
Dijelaskannya, dalam tender perjanjian fasilitas ruang banggar DPR sampai saat
ini pembayarannya belum tuntas. Seperti kursi misalnya, sampai saat ini belum
ada penyelesaiannya. Menurutnya, kursi yang dipesan sebanyak 173 kursi belum
tuntas dikerjakan.
"173 kursi yang dipesan belum beres semua, 80 kursi lagi belum selesai.
Belum lengkap semua, perjanjiannya kan begitu masih belum dibayar," jelas
politisi PDIP itu.
Lebih jauh ia mengatakan, tender proyek tersebut dilaksanakan oleh Sekjen DPR
dan pelaksana proyek. Oleh sebab itu, pembongkaran serta pengembalian
barang-barang mewah yang berada di ruang banggar DPR dilakukan oleh kedua
pihak. "Yang menangani itu Sekjen DPR dan pelaksana proyek, yang
melaksanakan mereka. BK hanya mengawasi saja," ujarnya.
Wakil Ketua Badan Urusan Rumah
Tangga (BURT) Pius Lustrilanang mengaku telah menjelaskan masalah renovasi
ruang Badan Anggaran (Banggar DPR) ke pimpinan DPP Partai Gerindra. "Sudah
dipanggil kemarin (Sabtu, 21/1/2012) oleh DPP," kata Pius.
Menurutnya, dalam pemanggilan itu dirinya
menyampaikan dan membeberkan seluruh proses sampai anggaran itu di setujui oleh
BURT. "Masalah ini DPP sudah menyerahkan kepada fraksi," jelasnya.
Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menelusuri renovasi ruang Banggar DPR RI
yang dinilainya dianggap tak wajar yaitu Rp20,3 miliar. Laporan yang
disampaikan Ketua DPR RI Marzuki Alie ke KPK
digunakan untuk menyelidiki apakah ada indikasi korupsi dalam pengadaan
tersebut. “Ya tentu kita
gunakan laporan yang disampaikan itu (Marzuki Alie), semua laporan yang masuk
tentu akan kita terima,” terang Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen.
Seperti diketahui, Sekjen DPR RI, Nining Indra Saleh, Marzuki menyerahkan
semua laporan proyek-proyek pengadaan di DPR RI sepanjang 2010 atau sejak
dirinya diangkat menjadi Ketua DPR RI. Termasuk diantaranya yang dilaporkan
adalah renovasi ruang Banggar DPR RI yang menghabiskan nilai yang jumlahnya
fantastis yang mencapai Rp20,3 miliar.
KPK berdasarkan laporan yang juga diterimanya dari salah satu anggota DPR RI
beberapa waktu lalu mulai melakukan penelusuran terhadap proses renovasi
tersebut. KPK berencana mendatangi DPR
RI dan menemui pihak-pihak terkait yang dianggap mengetahui soal proyek tersebut.
Zulkarnaen menolak menjelaskan apakah KPK
meminta keterangan dari Marzuki Alie lagi untuk mengembangkan
penelusuran itu atau apakah cukup dengan penjelasan Marzuki ketika memberikan
laporan ke KPK. “Jangan dulu biacara ke
arah sana (meminta keterangan secara langsung), kan kita perlu dalami dulu yang
kemarin (laporan) dan kita kumpulkan juga dari sumber-sumber lainnya,”
jelasnya. Ic/Mp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar