![]() |
Wabup Bogor, Karyawan Faturachman
|
Bogor, Melayu Pos
Dalam
rangka menjaga dan melestarikan budaya Sunda sebagai warisan leluhur yang
dinilai semakin hari semakin luntur, para sejarahwan dan budayawan Sunda
se-Bogor berkumpul dengan menggelar acara saresehan budaya yang digelar di
kediaman pribadi Wakil Bupati (Wabup) Bogor Karyawan Faturachman, Sabtu
(10/12). Helaran bertajuk seresehan budaya ini mengangkat tema napak tilas
peninggalan sejarah yang disimbolkan dengan situs budaya, pusaka dan perkakas
orang Sunda.
Pada kesempatan
tersebut diisi dengan berdialog para tokoh budaya Sunda guna menyamakan
persepsi untuk membangkitkan kembali budaya Sunda yang saat ini mulai luntur. Wabup
mengajak pada acara seresehan tersebut untuk saling bicara dan menyamakan
persepsi. “Objeknya adalah budaya Sunda, maka kita bahas semuanya dari berbagai
pandangan salah satunya dari keilmiahan,” katanya.
“Ini sudah waktunya,
kita siap bangkit dari keterpurukan degradasi budaya kita, budaya Sunda. Jangan
sampai budaya peninggalan orang tua kita ini punah, dan tidak dapat kita wariskan
lagi kepada anak cucu kita,” ujarnya.
Karyawan Faturachman
menambahkan, keris dan barang pusaka lainnya adalah simbol budaya. Kita bisa
buktikan secara faktual bahwa sesungguhnya ada peninggalan budaya secara fisik.
“Maka mari, bukan hanya bicara soal melestarikan tapi juga bicara apa yang akan
kita perbuat esok hari,” tambah Politisi Partai berlambang Banteng ini.
Mengenai perawatan
benda-benda bersejarah tersebut, Ibu Wakil Bupati Saptariani mengatakan, tidak
ada ritual khusus seperti upacara atau lainnya. Jika orang bilang benda pusaka
itu sakral, di sini kita cuma rawat biasa saja seperti dicuci dengan sabun
biasa dan diberikan minyak anti karat.
“Saya melihat
benda-benda pusaka ini sebagai bukti sejarah yang harus kita jaga dan kita
lestarikan. Ini adalah warisan budaya buat anak cucu kita, sehingga nantinya
mereka mengenal budaya sebagai jati dirinya,” terang Saptariani.
Selain dihadiri tokoh-tokoh budaya Sunda, hadir pula para masyarakat
yang menyambut baik kegiatan tersebut. Sedangkan pembicara dipimpin oleh Achmad
Yanuana Samantho pengarang buku Atlantis, Eman Soelaeman budayawan Bogor dan
Inotji Hayatulah sejarahwan Bogor. Pada acara tersebut diisi pula dengan pembacaan
Sahadat Bogor, Wangsit Siliwangi dan Babakti yang sarat dengan budaya Sunda. Sep/Tinus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar