Pangkalpinang, Melayu Pos
Pantai ini merupakan
kebanggaan masyarakat Pangkalpinang Pulau Bangka umumnya Provinsi Bangka
Belitung. Begitu jelas sudah bahwa debit air di Pulau Bangka ini semakin tinggi
apa lagi di musim hujan. Atau memang benar puncak es di kutub selatan sudah
mencair hingga ke pulau Bangka. Atau penyebebnya karena banyaknya kapal isap
yang beroperasi di Pulau Bangka ini. Yang dapat mendangkalkan permukaan air
laut, sehingga tumpah ke wilayah pantai Pasir Padi. Memang tidak dapat
dipungkiri hal ini terjadi. Jelas juga salah satu tempat out bond sedang
menguras air laut yang masuk tempat tersebut dengan menggunakan mesin jenis
robin penghisap air, untuk dialiri ke wilayah yang lebih rendah dan jauh.
Di rumah Safeii juga
terendam air laut. Tak disangka mencapai 50 cm ketinggian di dalam rumahnya. ”Ya,
tadi tingginya sampai 50 cm, karena di laut juga mencapai 4 m ketinggian
gelombang laut. Makanya jadi air masuk ke dalam pondok saya ini,” terang Piii
nama panggilan sehari-harinya.
Pekerjaan yang
sehari-hari sebagai pelaut tahu betul keadaan air laut ini. Bahkan talut yang
di bangun itu kurang tinggi. ”Sebenarnya tanggul untuk mencegah air laut masuk
ke jalan raya ini kurang tinggi. Maunya harus dengan ketinggian 1 m dari
sekarang ini. Jadi sudah aman air laut tidak masuk lagi, bahkan jalan raya pun
lebih tahan lama atau awet. Kalau sekarang jalan raya sudah banyak yang rusak,
belum ada tanda-tanda akan di perbaiki,” lanjut Piii lagi yang sambil
membetulkan letak kaca matanya.
Sebetulnya pantai ini
merupakan asset pemerintah Kota Pangkalpinang. Dari parkir saja sudah cukup
untuk membenahi keadaan pantai. Tapi sekarang justru tidak ada yang dibangun,
jika dikelola secara profesional dapat mendongkrak PAD Pangkalpinang. Memang
tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk sebuah kemajuan, apa lagi
mengunakan APBD. Kalau mengharapkan investor juga harus hati-hati. Nanti malah
menyengsarakan anak cucu. Karena sekarang ini kedudukan yang tidak jelas
tentang ijin tambang di laut. Entah siapa yang menikmati keringat bumi Serumpun
Sebalai ini. Marjono/Mukhlis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar