Selasa, 03 Januari 2012

Abrasi Pantai Pasir Padi


Pangkalpinang, Melayu Pos
Pantai ini merupakan kebanggaan masyarakat Pangkalpinang Pulau Bangka umumnya Provinsi Bangka Belitung. Begitu jelas sudah bahwa debit air di Pulau Bangka ini semakin tinggi apa lagi di musim hujan. Atau memang benar puncak es di kutub selatan sudah mencair hingga ke pulau Bangka. Atau penyebebnya karena banyaknya kapal isap yang beroperasi di Pulau Bangka ini. Yang dapat mendangkalkan permukaan air laut, sehingga tumpah ke wilayah pantai Pasir Padi. Memang tidak dapat dipungkiri hal ini terjadi. Jelas juga salah satu tempat out bond sedang menguras air laut yang masuk tempat tersebut dengan menggunakan mesin jenis robin penghisap air, untuk dialiri ke wilayah yang lebih rendah dan jauh.

Di rumah Safeii juga terendam air laut. Tak disangka mencapai 50 cm ketinggian di dalam rumahnya. ”Ya, tadi tingginya sampai 50 cm, karena di laut juga mencapai 4 m ketinggian gelombang laut. Makanya jadi air masuk ke dalam pondok saya ini,” terang Piii nama panggilan sehari-harinya.

Pekerjaan yang sehari-hari sebagai pelaut tahu betul keadaan air laut ini. Bahkan talut yang di bangun itu kurang tinggi. ”Sebenarnya tanggul untuk mencegah air laut masuk ke jalan raya ini kurang tinggi. Maunya harus dengan ketinggian 1 m dari sekarang ini. Jadi sudah aman air laut tidak masuk lagi, bahkan jalan raya pun lebih tahan lama atau awet. Kalau sekarang jalan raya sudah banyak yang rusak, belum ada tanda-tanda akan di perbaiki,” lanjut Piii lagi yang sambil membetulkan letak kaca matanya.

Sebetulnya pantai ini merupakan asset pemerintah Kota Pangkalpinang. Dari parkir saja sudah cukup untuk membenahi keadaan pantai. Tapi sekarang justru tidak ada yang dibangun, jika dikelola secara profesional dapat mendongkrak PAD Pangkalpinang. Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk sebuah kemajuan, apa lagi mengunakan APBD. Kalau mengharapkan investor juga harus hati-hati. Nanti malah menyengsarakan anak cucu. Karena sekarang ini kedudukan yang tidak jelas tentang ijin tambang di laut. Entah siapa yang menikmati keringat bumi Serumpun Sebalai ini. Marjono/Mukhlis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar