Oleh Mas ud HMN Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu Jakarta
Di Timur fajar menyinsing kembangkanlah kepakmu yang basah, dan
terbanglah
Rugilah lah yang diam di sangkar emas, hanya bernyanyi di alam sunyi
Tahun 201l luput meninggalkan kita. Di timur fajar
menyinsing pertanda tahun 2012 telah datang. Tidak terasa begitu
cepatnya masa itu berlalu. Tak bisa dibantah bahwa masa berubah zaman beralih.
Itu Sunnatullah, itu adalah lazim dan sesungguhnya adalah karakter hukum besi sejarah. Banyak catatan
yang bisa kita kemukakan dalam perjalanan
tahun 201l. Tapi biarlah itu berlalu. Kita memasuki tahun 2012.
Hari esok perubahan akan datang.
Sebagian ada yang
takut karena perubahan tidak selalu menyenangkan atau menguntungkan. Ada perubahan
yang membawa kerugian, menyertakan duka, un happy atau kesedihan. Namun ada
perubahan yang meniscacayakan kebahagiaan, happiness dan menguntungkan. Persoalannya
adalah bagaimankah kita menghadapi perubahan.
Jika kita merujuk
pada ajaran Islam pokok soal adalah al ashr yaitu waktu. Waktu merupakan
satu esensi absolut yang tak akan berulang. Hukum waktu itu adalah mutlak tak
bisa berubah oleh kekuasaan apapun. Bahkan dianalogkan waktu itu adalah pedang.
Satu senjata tajam, pemungkas terhadap apa dan siapa saja.
Khusus dalam bahasa
Inggris masa itu disimbolkan dalam kata times, kosa kata itu bermakna waktu. Seperti time table
(jadual waktu), time beyond (batas waktu) time frame (jangka
waktu) buying time (mengulur ulur waktu).
Tampaknya fungsinya
waktu diberi bobot nuansa rasa yang tinggi, dalam arti waktu itu sangat
berguna, sangat beharga. Sehingga
pengertian waktu dilambangkan dengan nilai uang. Times is money (waktu
adalah uang).
Membuang waktu sama artinya dengan kerugian atau kehilangan uang. Islam
menyampaikan pesan bahwa waktu dapat merugikan manusia, jika tidak menggunakannya dengan baik. Hal itu terkuak
dari firman Allah dalam Quran yang
menyatakan:
Demi msa, Allah bersumpah eengan masa
Sesungguhnya
manusia merugi, Kecuali mereka yang
beriman dan beramal saleh serta saling
bernasehat atas kebenaran dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran. (Al Qur
an surah Al Ashr).
Pesan Islam dari
ayat di atas tentang fungsi waktu begitu jelas, yakni seorang harus memelihara imannya dan berbuat baik. Kemudian
menjaga kebenaran dan kesabaran dengan saling nasehat-menasehati. Jika tidak
demikian manusia, di manapun ia berada
akan mengalami kerugian.
Maka pengertian
menyia-nyiakan fungsi waktu identik dengan kerugian, kerugian adalah merupakan
akibat dari ketidakberimanan, tidak ditegakkannya kebenanran dan amal salih
serta tidak saling meneguhkan kesabaran antar sesama.
Penulis sejarah telah
banyak menbentangkan tentang bukti hubungan waktu dengan pesan Islam dari ayat al ashr tersebut. Yakni
khasanah sebuah peradaban yang naik dan berkembang. Satu peradaban kemudian runtuh
diganti oleh peradaban baru. Ini semua terkait dengan fungsi masa atau waktu. Ada
yang sungguh menggunakan waktunya dan ada yang menghabiskan waktu dengan
bermain-main dan kesenangan.
Hal yang mirip
dengan itu seperti disarahkan oleh Ibnu Abbas Ra, dalam Tanwirul Miqbaas Min
Tafsir Ibnu Abbas. Ia menyatakan bahwa Rasulullah SAW satu ketika memutuskan untuk menjauhkan diri dari
kelompok bangsa Arab Mekkah karena keterlibatan
mereka bermain-main dengan agama. Sebabnya tidak bersungguh-sunguh dengan iman
dan amal yang diwajibkan.
Tegasnya agama itu sebagai tuntunan, bersungguh-sungguh
bukan bermain-main. Sehingga dengan demikian masa atau waktu dengan turunannya adanya
perubahan harus disisi dengan pesan agama. Yakni keimanan sebagai sistem nilai,
dan amal salih sebagai bukti keimanan, dan dalam jalan kebenaran dan kesabaran
sebagai sandaran operasionalnya.
Begitulah pesan Islam kepada umat manusia.
Manusia tidak boleh lalai dan membuang buang waktu. Waktu harus terisi dengan baik.
Yang berarti apa yang bisa dilakukan
segera tidak ditunda sampai waktu yang lain.
Di atas semua itu, bagaimanapun perubahan harus
dihadapi, jawabnya adalah dengan
menempatkan pesan agama dalam pengamalan prilaku hidup. Tidak lalai dan
tidak menunda-nunda waktu.
Inilah yang kita nukilkan pada pembuka Titian
Muhibbah kali ini.
Di timur fajar
menyinsing, kembangkanlah kepakmu yang basah, terbanglah
rugilah yang diam di sangkar emas, hanya bernyanyi di alam sunyi.
Kita belum tahu hari
esok apa yang akan terjadi. Karena itu bergegaslah melakukan amal terbaik pada
kesempatan yang ada. Kembangkanlah kepak yang basah dan terbanglah. Ibarat
angin dari timur ke barat masihkah akan berembus atau tidak.
Kita melangkah ke arah
pesan yang benar, yaitu yang haqq dan amal yang salih. Sebab akan rugi diam di sangkar
emas. Hanya bernyanyi di alam sunyi. Kita harus punya kesabaran, dan harus
berjalan bersama dalam saling mengingatkan, nasehat-menasehati antar sesama.
Kita harus menyadari
bahwa sesungguhnya pesan Islam tentang iman tentang amal saleh tentang haqq dan
kesabaran dilaksanakan dalam time table (jadual waktu) kesempatan pertama.
Tanpa itu kerugian, kehilangan kekuatan akan terus terjadi. Karena kebangunan
satu bangsa, atau peradaban satu umat masa depan akan terwujud jika umatnya bersungguh-sungguh.
Insya Allah

Tidak ada komentar:
Posting Komentar