Selasa, 03 Januari 2012

Di Timur Fajar Menyingsing


Oleh Mas ud HMN Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu Jakarta

Di Timur fajar menyinsing kembangkanlah kepakmu yang basah, dan terbanglah
Rugilah lah yang diam di sangkar emas, hanya bernyanyi di alam sunyi


Tahun 201l luput meninggalkan kita. Di timur fajar menyinsing pertanda tahun 2012 telah datang. Tidak terasa begitu cepatnya masa itu berlalu. Tak bisa dibantah bahwa masa berubah zaman beralih. Itu Sunnatullah, itu adalah lazim dan sesungguhnya adalah  karakter hukum besi sejarah. Banyak catatan yang bisa kita kemukakan dalam perjalanan  tahun 201l. Tapi biarlah itu berlalu. Kita memasuki tahun 2012. Hari esok perubahan akan datang.


Sebagian ada yang takut karena perubahan tidak selalu menyenangkan atau menguntungkan. Ada perubahan yang membawa kerugian, menyertakan duka, un happy atau kesedihan. Namun ada perubahan yang meniscacayakan kebahagiaan, happiness dan menguntungkan. Persoalannya adalah bagaimankah kita menghadapi perubahan.


Jika kita merujuk pada ajaran Islam pokok soal adalah al ashr yaitu waktu. Waktu merupakan satu esensi absolut yang tak akan berulang. Hukum waktu itu adalah mutlak tak bisa berubah oleh kekuasaan apapun. Bahkan dianalogkan waktu itu adalah pedang. Satu senjata tajam, pemungkas terhadap apa dan siapa saja.


Khusus dalam bahasa Inggris masa itu disimbolkan dalam kata times, kosa kata itu  bermakna waktu. Seperti time table (jadual waktu), time beyond (batas waktu) time frame (jangka waktu) buying time (mengulur ulur waktu).


Tampaknya fungsinya waktu diberi bobot nuansa rasa yang tinggi, dalam arti waktu itu sangat berguna, sangat beharga. Sehingga pengertian waktu dilambangkan dengan nilai uang. Times is money (waktu adalah uang).


Membuang waktu sama artinya dengan kerugian atau kehilangan uang. Islam menyampaikan pesan bahwa waktu dapat merugikan manusia, jika tidak  menggunakannya dengan baik. Hal itu terkuak dari firman Allah dalam Quran yang  menyatakan:

Demi msa, Allah bersumpah eengan masa
Sesungguhnya manusia  merugi, Kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh serta  saling bernasehat atas kebenaran dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran. (Al Qur an surah Al Ashr).


Pesan Islam dari ayat di atas tentang fungsi waktu begitu jelas, yakni seorang harus  memelihara imannya dan berbuat baik. Kemudian menjaga kebenaran dan kesabaran dengan saling nasehat-menasehati. Jika tidak demikian manusia, di manapun ia berada  akan mengalami kerugian.


Maka pengertian menyia-nyiakan fungsi waktu identik dengan kerugian, kerugian adalah merupakan akibat dari ketidakberimanan, tidak ditegakkannya kebenanran dan amal salih serta tidak saling meneguhkan kesabaran antar sesama.


Penulis sejarah telah banyak menbentangkan tentang bukti hubungan waktu dengan pesan  Islam dari ayat al ashr tersebut. Yakni khasanah sebuah peradaban yang naik dan berkembang. Satu peradaban kemudian runtuh diganti oleh peradaban baru. Ini semua terkait dengan fungsi masa atau waktu. Ada yang sungguh menggunakan waktunya dan ada yang menghabiskan waktu dengan bermain-main dan kesenangan.


Hal yang mirip dengan itu seperti disarahkan oleh Ibnu Abbas Ra, dalam Tanwirul Miqbaas Min Tafsir Ibnu Abbas. Ia menyatakan bahwa Rasulullah SAW satu ketika  memutuskan untuk menjauhkan diri dari kelompok bangsa Arab Mekkah karena  keterlibatan mereka bermain-main dengan agama. Sebabnya tidak bersungguh-sunguh dengan iman dan amal yang diwajibkan.


Tegasnya agama itu sebagai tuntunan, bersungguh-sungguh bukan bermain-main. Sehingga dengan demikian masa atau waktu dengan turunannya adanya perubahan harus disisi dengan pesan agama. Yakni keimanan sebagai sistem nilai, dan amal salih sebagai bukti keimanan, dan dalam jalan kebenaran dan kesabaran sebagai sandaran operasionalnya.


Begitulah pesan Islam kepada umat manusia. Manusia tidak boleh lalai dan membuang buang waktu. Waktu harus terisi dengan baik. Yang berarti apa yang bisa dilakukan  segera tidak ditunda sampai waktu yang lain.


Di atas semua itu, bagaimanapun perubahan harus dihadapi, jawabnya adalah dengan  menempatkan pesan agama dalam pengamalan prilaku hidup. Tidak lalai dan tidak menunda-nunda waktu.

Inilah yang kita nukilkan pada pembuka Titian Muhibbah kali ini.

Di timur fajar menyinsing, kembangkanlah kepakmu yang basah, terbanglah
rugilah yang diam di sangkar emas, hanya bernyanyi di alam sunyi.


Kita belum tahu hari esok apa yang akan terjadi. Karena itu bergegaslah melakukan amal terbaik pada kesempatan yang ada. Kembangkanlah kepak yang basah dan terbanglah. Ibarat angin dari timur ke barat masihkah akan berembus atau tidak.


Kita melangkah ke arah pesan yang benar, yaitu yang haqq dan amal yang salih. Sebab akan rugi diam di sangkar emas. Hanya bernyanyi di alam sunyi. Kita harus punya kesabaran, dan harus berjalan bersama dalam saling mengingatkan, nasehat-menasehati antar sesama.


Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya pesan Islam tentang iman tentang amal saleh tentang haqq dan kesabaran dilaksanakan dalam time table (jadual waktu) kesempatan pertama. Tanpa itu kerugian, kehilangan kekuatan akan terus terjadi. Karena kebangunan satu bangsa, atau peradaban satu umat masa depan akan terwujud jika umatnya bersungguh-sungguh. Insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar