Pangkalpinang,
Melayu Pos
Entah
kemana BBM di propinsi ini. Di mana-mana BBM jenis premium habis tak berbekas
terutama di tingkat kabupaten. Apa lagi BBM jenis solar, di SPBU hanya bisa
bertahan 3 jam saja. Padahal setiap SPBU mendapatkan 10 ton BBM jenis solar
harga syah di SPBU adalah Rp 4.500/liter, hingga di pengecer menjadi Rp 8.000/liter.
Entah kemana, atau untuk siapa, atau siapa yang menikmatinya?
Sudah
menjadi rahasia umum tentang penyalahgunakan BBM ini. Seluruh aparat tutup mata,
karena para pemainnya juga aparat. Operator di SPBU juga tidak bisa berbuat
banyak. Masyarakat telah jenuh dengan keadaan ini. Kartu kendali BBM juga tak
kunjung dipergunakan. Padahal menghabiskan dana miliaran rupiah untuk pengadaan
alat dan logistiknya. Ada spekulsi dan konspirasi antara pihak spikulasi BBM
dan aparat kepolisian di setiap SPBU. Dalam tahun ini ada satu tambahan SPBU,
sehingga dengan jumlah 48 SPBU. Jumlah APMS berjumlah 25 APMS di Bangka
Belitung. Agen distribusi minyak tanah sebanyak 15 buah. Ada yang
kucing-kucingan, menjadi joki sampai menjadi bandar besar atau pemain besarnya
istilah joker. Inilah industri hilir di Pertamina.
Siapa
yang menduga hanya jualan solar saja sudah menjadi profesi baru di Propinsi
Bangka Belitung ini. Sebenarnya profesi ini bernama Pertamini kalau di Sumatra
Barat sana. Lain lagi di Bangka Belitung adalah pengerit bensin (premium),
pengerit solar. Dalam aspek hukum syah, secara adat, agama dan masyarakat
umumnya yang mengganjal di UU BPH MIGAS.
Telah
15 SPBU yang mendapatkan sangsi berat alias diberhentikan pendistribusian BBM nya
pada tahun 2011. Bagaimana dengan masyarakat yang ada di pesisir desa Permis Kecamatan
Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Kalau mau membeli BBM harus ke Desa Beruas
Kecamatan Simpang Katis. Jika seorang petani bernama Nario harus melakukan
demikian? “Sudah habis di jalanan atau saya jadi pengerit sekalian bos,” komentar
mas Nario di Simpang Rimba. Jarak antara titik SPBU Desa Beruas, Kecamatan
Simpang Katis dengan Desa Permis Simpang Rimba 50 km dari Kabupaten Bangka Tengah
ke Kabupaten Bangka Selatan. Pihak HISWANA MIGAS juga terkesan tertutup. ”Maaf
pak, ketua lagi rapat, baru mulai rapatnya,” jawab Dian saat dikonfirmasi 2
April 2012 lalu. Muhklis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar