Bangka Selatan, Melayu Pos
Keluhan masyarakat Kecamatan
Simpang Rimba umumnya Kabupaten Bangka Selatan memang benar adanya karena keterlambatan
dalam pelayanan kantor Samsat Kabupaten Bangka Selatan. Terbukti saat wartawan Melayu Pos bersama warga yang membayar
pajak kendaraan bermotor pada tanggal 18 April 2012. Setelah menyerahkan STNK
milik ortunya, Saini menunggu dalam waktu 15 menit lalu dipanggil oleh penjaga
loket. ”Nanti diambil dua minggu lagi dari sekarang pak,” terang polwan penjaga
loket yang tidak mau disebutkan namanya.
Tentu penjelasan
seperti ini tidak akan menyenangkan bagi pihak mana pun atau kepada siapapun. Apa
lagi jarak tempuh Kecamatan Simpang Rimba sampai ke Toboali Kabupaten Bangka
Selatan + 135 km membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menunaikan
seorang warga yang taat kepada negaranya. Pelayanan yang prima adalah tentu membutuhkan
SDM serta biaya yang tidak sedikit. Berapa besar kerugian seorang warga tentang
rendahnya pelayanan, upah buruh Rp 75.000/hari plus konsumsi dan operasional
mencapai Rp 200.000/hari. Harga tersebut kerugian seorang warga yang belum
mendapatkan pelayanan. Berbeda dengan kajian terbalik bila seorang PNS, Polisi,
TNI dan BUMN/BUMD. Karena dengan catatan pengabdian untuk pelayanan serta
otonomi daerah masih jauh panggang dari api. Karena masyarakat hanya terbuai
dengan mimpi-mimpi birokrasi yang tak jelas. Pihak Dispenda tentu sudah
menyiapkan serta mensiasati serta berdalih yang sistemik untuk diplomasi.
Kadispenda Propinsi
Bangka Belitung Iskandar ketika dikonfirmasi tentang pertanyaan masyarakat
Bangka Selatan, kebetulan sedang memberikan materi tausiah kepada seluruh
jajarannya. Ada juga yang nampak lagi bercengkrama dengan sesama rekannya di
beberapa ruangan bawah (lantai 1) kantor tersebut.
Kunjungan Melayu Pos pada tanggal 20 April 2012 ke
Dispenda Babel hanya mendapati penjaga gawang tamu harap lapor yang meminta namanya
jangan ditulis. Tim Muklis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar