Sabtu, 24 Agustus 2013

Lapas Anak Kelas II B Pekanbaru Sarang Pungli

Pekanbaru (MP) - Menindaklanjuti pemberitaan MP edisi 179 atas keluhan napi di LP Pekanbaru, karena ada aneka ragam pungutan liar (pungli) dan perlakuan miring bagi mereka oleh petugas LP. Dari razia kamar sel LP wanita didapat HP 18 unit, dalam buku laporan yang tercatat cuma ada 3 buah, kalau saat dirazia napi kedapatan memiliki uang, pasti diambil dan tidak dikembalikan. Sementara mereka di LP perlu biaya untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk bayar air minum galon Rp 2 ribu perhari, bayar uang sampah Rp 5 ribu perbulan, uang kamar dari Rp 100 ribu sampai jutaan, bayar iuran beli mesin air, beli sambal, dan sewa HP/baterai/pengecas.

Setelah itu masih berlanjut lagi kasus yang lain, pada lebaran ketiga ada seorang napi memasukkan narkoba jenis sabu ke LP untuk dipakai bersama. Oleh kejadian ini, para napi yang lain yang kena batunya, ada yang ditrapsel dan rolling kamar.

“Kasihan yang rolling kamar, mereka tidak ada berbuat dan sudah mengeluarkan uang untuk menempati kamarnya. Anehnya, si pelaku tidak ada tindakan seperti diistimewakan dan sepertinya sudah dapat ijin oleh oknum petugas LP. Mereka membuat kebijakan untuk mengambil keuntungan diri sendiri dari napi, seperti pengadaan dispenser panas dingin Miyako untuk 6 kamar, dan ditagih perkamar 6 ratus ribu. Sepertinya para napi bagi mereka kayak pohon duit saja,” ujar narasumber kepada MP (13/8) lalu.

Atas laporan ini, tim mencoba untuk mengkonfirmasi langsung ke Ka Lapas Muktar (15/8), namun Ka Lapas dan KPLP Wiwid Fr tidak ada di tempat. Petugas piket jaga Fransaro mengatakan sedang ke Kanwil mengikuti rapat untuk acara 17 Agustus, dan tim langsung berangkat ke Kanwil Kemenkumham di Jl Sudirman, diterima oleh Kabag Humas pukul 11.30 Wib, ternyata di Kanwil tidak ada rapat, dan kami coba konfirmasi ke Humas atas kejadian di LP, namun Humas tidak bisa memberi keterangan karena yang berwewenang dan lebih mengerti seluk beluk LP adalah Kadiv. “Karena kadivlah yang membawahi semua LP yang ada di Riau dan bertepatan kadiv sedang tidak berada di tempat,” ungkap humas. 

Untuk kedua kalinya tim mencoba konfirmasi lagi ke LP (22/8), lagi-lagi jawaban petugas piket jaga Fransaro Ka Lapas Muktar dan KPLP Wiwid tidak ada di tempat. Tim bertanya  kepada piket jaga, apa dari tanggal 15 sampai sekarang Ka Lapas tidak di tempat, petugas jaga mengiyakan dengan enteng. Dan tim mencoba minta nomor telepon yang bisa dihubungi, petugas jaga mengatakan tidak ada. “Karena kalau orang besar tidak sembarang orang bisa menghubungi,’ ungkapnya ke tim yang pada saat itu ada kegiatan di luar sel acara Agustusan dengan dentuman house music.      

Di tempat terpisah, tim mencoba konfirmasi kepada pengunjung yang ada di luar LP membenarkan pungutan-pungutan lain di LP, untuk masuk pertama daftar Rp 10 ribu dan di pintu ke dua Rp 10 ribu, belum lagi dari napi yang dikunjungi di LP. “Ya susah juga pak, di situ ditulis kunjungan tidak dipungut biaya,” ujarnya.

Dan pengunjung yang lain juga mengeluhkan bahwa saudaranya sudah menjalani masa tahanannya, namun sampai sekarang belum keluar dari LP, dan ada informasi pada sore hari akan ada pemindahan tahanan ke LP Bangkinang, yaitu napi yang kurang lebih satu bulan baru menempati LP Pekanbaru, yaitu pindahan dari Bengkalis serta korban para pelaku dan oknum di LP, yang kurang lebih 3 bulan lagi menjalani masa tahananya. Tbn                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar